ELEKTRONIKA DIGITAL: Pengertian Elektronika Digital, Gerbang Logika, dan Rangkaian Digital

1. Pengertian Elektronika Digital

Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal digital didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus. Biasanya dilambangkan dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan.

Contoh yang paling gampang untuk memahami pengertian ini adalah saklar lampu. Ketika kalian tekan ON berarti terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kalian tekan OFF maka akan berlaku sebaliknya. Elektronik digital merupakan aplikasi dari aljabar boolean dan digunakan pada berbagai bidang seperti komputer, telpon selular dan berbagai perangkat lain.

Hal ini karena elektronik digital mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: sistem digital mempunyai antar muka yang mudah dikendalikan dengan komputer dan perangkat lunak, penyimpanan informasi jauh lebih mudah dilakukan dalam sistem digital dibandingkan dengan analog.

Namun sistem digital juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: pada beberapa kasus sistem digital membutuhkan lebih banyak energi, lebih mahal dan rapuh.

2. Gerbang Logika

Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun tersusun dari apa yang disebut sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih input dan menghasilkan output yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip-prinsip aljabar boolean.

Dalam pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dan voltase atau arus (tergantung dari tipe elektronik yang digunakan). Setiap gerbang logika membutuhkan daya yang digunakan sebagai sumber dan tempat buangan dari arus untuk memperoleh voltase yang sesuai. Pada diagram rangkaian logika, biasanya daya tidak dicantumkan.

Dalam aplikasinya, gerbang logika adalah blok-blok penyusun dari perangkat keras elektronik. Gerbang logika ini dibuat dengan menggunakan transistor. Seberapa banyak transistor yang dibutuhkan, tergantung dari bentuk gerbang logika. Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT.
Berikut adalah tabel-tabel dan bentuk gerbang logikanya:
a.   Pada AND, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal hanya dihasilkan jika A = 1 dan B = 1.
b.  Pada OR, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal akan dihasilkan jika salah satu atau kedua input bernilai 1
c.  Pada NOT, bila ada satu input mempunyai nilai tertentu maka operasi NOT akan menghasilkan output / signal yang merupakan kebalikan dari nilai inputnya.

Selain bentuk dasar di atas, beberapa bentuk yang merupakan turunan dari bentuk dasar juga penting diketahui. Bentuk tabel kebenaran dan gerbang logika NAND, NOR, dan XOR. NAND adalah hasil operasi NOT + AND, NOR adalah operasi NOT + OR sedangkan XOR adalah ekslusif OR. NAND dan NOR merupakan bentuk gerbang logika yang banyak sekali digunakan untuk membangun perangkat elektronik digital.
3. Rangkaian Digital

Pada sub bab di atas kita telah belajar tentang bentuk-bentuk gerbang logika berdasarkan tabel kebenaran. Sebuah rangkaian digital sebenarnya disusun dari satu atau lebih gerbang logika ini. Perhatikan contoh pada Gambar 3.7. berikut ini. 

Kalau kita perhatikan pada gambar tersebut, pada bagian atas terlihat ada empat notasi gerban logika NAND, satu pin untuk sumber daya 5 V dan satu pin untuk ground. Sedangkan pada bagian bawah adalah representasi dari rangkaian digital ini, yaitu sebuah chip 7400. 


SUMBER 
https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/09/elektronika-digital-pengertian.html



ELEKTRONIKA ANALOG
Elektronika analog ialah bidang elektronika dimana sinyal listrik yang terlibat bersifat kontinue, sedangkan komponen yang digunakan umumnya disebut komponen diskrit. Beda dengan elektronika digital dimana sinyal listrik yang terlibat merupakan sinyal  0V atau 5 V (sinyal digital berlogika 0 atau 1).

Sinyal Analog
Analog merupakan proses pengiriman sinyal dalam bentuk gelombang. Misalnya ketika seseorang berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka suara yang dikirimkan melalui jaringan telepon tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan kemudian, ketika gelombang ini diterima, maka gelombang tersebutlah yang diterjemahkan kembali ke dalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara lainnya dari komunikasi tersebut.

Sinyal analog adalah istilah yang digunakan dalam ilmu teknik (terutama teknik elektro, teknik informasi, dan teknik kendali), yaitu suatu besaran yang berubah dalam waktu atau dan dalam ruang, dan yang mempunyai semua nilai untuk untuk setiap nilai waktu (dan atau setiap nilai ruang). Digunakan juga istilah Sinyal Kontinyu, untuk menggambarkan bahwa besaran itu mempunyai nilai yang kontinyu (tak terputus).

Contoh Sinyal Analog yang paling mudah adalah suara,seperti pada teknologi telepon atau radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada kamera
konvensional, sinyal video pada televisi konvensional.

Data Analog
Data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitude, frekuensi dan phase.
  • Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. 
  • Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
  • Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Data Analog disebarluaskan melalui gelombang elekromagnetik (gelombang radio) secara terus menerus , yang banyak dipengaruhi oleh factor  ”pengganggu” . Analog merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan . Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik.

Kecepatan gelombang ini disebut dengan Hertz (Hz) yang diukur dalam satuan detik . Misal dalam satu detik gelombang dikirim sebanyak 1000 , maka disebut dengan 1000 Hertz . Kekurangan sistem analog ini adalah pengiriman sinyal agak lambat dan sering terjadi error . Hal-hal seperti ini tidak terjadi pada sistem digital . Oleh karenanya saat ini banyak peralatan maupun aplikasi yang beralih dari sistem analog menjadi sistem digital.

Sifat Bahan Isolator Yang Perlu Anda Ketahui

Isolator adalah bahan yang tahan saat dilewati listrik atau panas. Ada dua jenis isolator: listrik dan termal. Beberapa isolator yang umum contohnya termasuk kayu, plastik, kaca, porselen dan Styrofoam; Styrofoam dan plastik yang paling banyak digunakan dalam pengunaan rumah tangga. Styrofoam sering digunakan untuk melindungi lantai, atap dan ruang bawah tanah, karena mengurangi biaya pemanasan dengan mempertahankan panas di rumah. Ada sejumlah sifat yang dimiliki isolator sehingga dapat mencegah konduksi panas dan listrik.

Tahanan Tinggi

Kemampuan untuk menghambat arus listrik saat dilewati dikenal sebagai hambatan listrik; resistensi ini diukur dalam ohm. Ketika satu volt menghasilkan satu ampere arus dalam suatu benda, hambatan akan menjadi satu ohm. Semua bahan kecuali superkonduktor memiliki beberapa hambatan; konduktor memiliki resistansi rendah, sementara isolator memiliki tingkat resistensi yang tinggi. Isolator panas juga memiliki kemampuan ketahanan panas yang sangat tinggi; ini mencegah mereka tidak mencair bahkan ketika mengalami suhu yang sangat tinggi.isolator

Tegangan Breakdown

Tegangan breakdown juga disebut kekuatan dielektrik. Semua isolator akan menghantarkan panas dan listrik jika mengalami tegangan yang sangat tinggi. Dengan memposisikan bahan pada tegangan yang sangat tinggi, komposisi bahan akan berubah dan itu akan kehilangan kemampuannya isolasinya; tegangan di mana perubahan ini terjadi dikenal sebagai Tegangan breakdown. Isolator yang berbeda memiliki tegangan breakdown yang berbeda, dan digunakan untuk tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, plastik dapat digunakan sebagai insulator di rumah tangga di mana arus atau panas yang mengalir tidak terlalu tinggi, tetapi tidak dapat digunakan untuk keperluan industri. Keramik mungkin isolator terbaik dalam aplikasi industri, karena memiliki tegangan breakdown yang sangat tinggi.

Struktur Atom

Dalam isolator, elektron valensi terikat erat bersama-sama; ini mencegah mereka tidak mudah bergerak. Ketika gerakan elektron dibatasi, tidak ada arus dapat mengalir, membuat zat dengan sifat seperti ini – misalnya, non-logam seperti kaca, kayu dan plastik – menjadi isolator yang sangat baik. Alasan kenapa cairan dan larutan air bukan isolator yang baik karena ketika mereka berada dalam keadaan ini mengandung ion terdelokalisasi yang memungkinkan arus listrik mengalir; yang sama akan berlaku saat membasahi plastik dan kayu.

Permeabilitas Udara

Permeabilitas udara, kemampuan suatu material untuk memungkinkan udara mengalir melalui pori-pori, adalah sifat yang diperlukan untuk isolator panas atau termal. Isolator yang baik memiliki permeabilitas udara yang tinggi, karena udara adalah zat isolasi.


SUMBER
 https://hisham.id/2017/04/4-sifat-bahan-isolator-yang-perlu-anda-ketahui.html
SIFAT DAN MACAM BAHAN PENGHANTAR DAN ISOLATOR
Sifat dan Macam Bahan Penghantar dan Isolator
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar sifat dan macam
penghantar dan isolator siswa mampu memilah dan memilih
jenis penghantar sesuai dengan fungsi dan kegunaanya dengan
tepat.
b. Uraian Materi 3
Dalam teknik listrik maupun elektronika, khususnya pada
pelajaran praktek, mempelajari dan memahami bermacammacam
bahan dan sifat-sifatnya merupakan hal yang sangat
penting. Dalam memilih bahan sebagai peyekat atau
penghantar, perlu digunakan sesuai dengan penggunaanya dan
mempertimbangkan beberapa aspek penting. Selain sifat
bahan, juga mempunyai beberapa bentuk, seperti bahan padat,
cair dan gas. Ada juga bahan yang memiliki ketiga bentuk
tersebut, pada temperatur tertentu. Pada pembahasan kali ini
kita akan membahas tentang bahan penghantar (konduktor),
isolator dan semikonduktor.
1) Sifat Bahan Konduktor
Yang termasuk bahan-bahan penghantar adalah bahan yang
memiliki banyak elektron bebas pada kulit terluar orbit.
Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan
tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron
bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai
penhantar listrik.
Bahan penghantar memiliki sifat-sifat penting, yaitu :
a) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu
mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar
36
hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar
hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2
pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
= l A
R p
, dimana :................. (4)
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (��)
p : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
Persamaan untuk daya hantar listrik ni adalah :
lp
= dalam satuan S.m/mm2 ........... (5)
b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan
mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan
temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik
dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya
perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat
diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + �� (t – t0)}, dimana : (6)
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 :besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan
suhu.
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
�� : koefisien temperatur tahanan
c) Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui
lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam
37
satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam
pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada
umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
d) Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk
hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai
untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya.
Terutama menyangkut penggunaan dalam pedistribusian
tegangan tinggi.
e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak
yang terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis,
karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya
elektro-motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan
temperatur suhu.
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi,
sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat
menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan
tegangan yang dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat
kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan
perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang
dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan
daya elektro-motoris termo.
Dari sekian banyak logam yang digunakan dalam teknik
listrik dan elektronika, antara lain :alumunium, tembaga,
seng, timah dan sebagainya. Adapun sifat-sifat logam
seperti yang disebutkan diatas adalah sebagai berikut :
4. Sifat aluminium (Al)
Berikut adalah sifat penting bahan logam aluminium
(Al) adalah
38
· Dapat ditempa dalam keadaan dingin
· Tidak tahan terhadap garam dapur atau laut
· Warna silver atau perak
· Titik didih = 18000C
· Rho (��) = 0,0278
· Alpha (��) = 0,0047
5. Sifat tembaga (Cu)
Beberapa sifat penting dari logam tembaga :
· Dapat disepuh dan berkarat bila terkena CO2
· Warna merah sedikit mengkilap
· Titik didih = 22360C - 23400C
· Rho (��) = 0,017
· Alpha (��) = 0,0043
6. Sifat seng (Zn)
Beberapa sifat penting yang dimiliki oleh bahan logam
seng adalah :
· Dapat ditempa dalam keadaan dingin
· Tidak tahan terhadap garam dan asam garam
· Warna putih kebiru-biruan
· Titik didih = 9070C
· Rho (��) = 0,0043
· Alpha (��) = 0,006
7. Sifat timah (Sn)
Beberapa sifat penting yang dimiliki oleh bahan timah
adalah :
· Warna jernih mengkilap
· Titik didih = 23600C
· Rho (��) = 0,0043
· Alpha (��) = 0,12
Selain bahan logam yang telah disebutkan diatas, ada juga
bahan logam yang lain yang tergolong sebagai bahan
39
konduktor/ penghantar pada jenis logam mulia, seperti :perak,
emas dan platina. Bahan logam ini dinamakan logam mulia
karena bahan ini memiliki jumlah elektron valensi yang lengkap,
sehingga sangat sulit untuk mengadakan reaksi lain.
Bahan padat lain yang dipakai untuk penghantar adalah
wolfram yang digunakan untuk filamen katoda pada tabung
elektron, lamu-lampu pijar, dan alat pemanas dengan
temperatur yang tinggi.
Dwilogam atau yang sering disebut dengan bimetal adalah dua
jenis logam yang disambung menjadi satu. Pemakaian dalam
bidang kelistrikan sangat luas, misal ; kontak pengatur,
regulator. Digunakan untuk menjaga agar temperatur panas
selalu konstan. Bimetal ini dipasang didalam pemanas dan
fungsinya memutus rangkaian bila temperaturnya meningkat
dan akan menyambung kembali rangkaian bila temperaturnya
turun.
2) Sifat Bahan Isolator
Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan
dielektrik, ini disebabkan jumlah elektron yang terikat oleh
gaya tarik inti sangat kuat. Elektro-elektronya sulit untuk
bergerak atau bahkan tidak sangat sulit berpindah, walaupun
telah terkena dorongan dari luar. Bahan isolator sering
digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Pentyekat listrik
terutama dimaksudkan agar listrik tidak dapat mengalir jika
pada bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Untuk
dapat memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan jenis bahan
yang sesuai. Selain syarat tersebut juga diperlukan syarat yang
lain yang dipertimbangkan untuk memenuhi pemakaianya,
antaralain :
40
a) Sifat Kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar.
Penyekat listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya
kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang
berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan listrik
ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecilkecilnya
(tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh
peraturan yang berlaku).
b) Sifat Mekanis
Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan
penyekat, maka dipertimbangkan kekuatan struktur
bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal
penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya.
Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus
menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain
lebih kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas.
c) Sifat Termis
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau
oleh arus gaya magnet, berpengaruh terhadap kekuatan
bahan penyekat. Deemikian panas yang berasal dari luar
(alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan
cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus tepat.
Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak
merusak bahan penyekat yang digunakan.
d) Sifat Kimia
Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat
mengakibatkan perubahan susunan kimia bahan. Demikian
juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada
di sekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat
dihindari, haruslah dipilih bahan penyekat yang tahan
terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain dapat
merusak struktur kimia bahan.
41
Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan ciri
bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam
memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi
bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian
kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut :
i) Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan
sebagainya)
ii) Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu,
dan sebagainya)
iii) Gelas dan keramik
iv) Plastik
v) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
vi) Bahan yang dipadatkan.
Penyekat bentuk cair yang penting dan banyak digunakan
adalah minyak transformator dan macam-macam hasil
minyak bumi. Sedang penyekat bentuk gas adalah nitrogen
dan karbondioksida (CO2).
Penggunaan bahan isolator selain sebagai bahan penyekat
adalah sebagai bahan tahanan (resistor). Bahan tahanan
yang umunya dipakai merupakan paduan/ campuran logamlogam
terdiri dari dua atau lebih unsur bahan campuran.
Pemakaian bahan tahanan dalam kelistrikan, antara lain :
i) Untuk pembuatan kotak tahanan standart dan shunt
ii) Untuk tahanan dan rheostats
iii) Untuk unsur pemanas, kompor listrik dan sebagainya.
Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah
memiliki tahanan jenis yang tinggi, koefisien temperatur
yang tinggi, dan memiliki daya elektro-motoris termo yang
kecil. Pada penggunaan yang membutuhkan daya tahan
panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang memiliki titik
cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan pada keadaan
42
panas yang tinggi tudak mudak dioksidir sehingga menjadi
berkarat.




SUMBER adhiessetyawan.blogspot.com/2013/04/sifat-dan-macam-bahan-penghantar-dan.html
Transformator atau yang juga biasa disebut dengan trafo adalah satu komponen elektronika yang berfungi untuk mengubah taraf tegangan bolak-balik alias tegangan AC ke taraf tertentu. Komponen yang satu ini diperlukan di hampir semua jenis rangkaian elektronika.
Sampai saat ini ada banyak sekali jenis trafo. Pembagian jenis trafo tersebut bisa didasarkan oleh beberapa hal mulai dari bentuknya, fungsinya, strukturnya, dan masih banyak lagi yang lain. Trafo baik yang bentuknya kecil maupun besar sangat bermanfaat. Nah, pada kesempatan kali belajarelektronika.net akan mengajak anda semua melihat info mengenai jenis-jenis trafo.

Jenis Jenis Trafo

Secara umum, trafo dibagi menjadi empat jenis. Yang pertama adalah trafo step up step down. Yang kedua adalah trafo frekwensi. Yang ketiga adalah trafo jenis output. Dan yang terakhir adalah trafo adaptor. Berikut ulasan lengkap mengenai masing-masing jenis trafo tersebut lengkap beserta gambar dan fungsinya.

1. Trafo Step-Up
Step-Down
Pembagian jenis trafo yang pertama ini didasarkan pada hubungan antara trafo tegangan yang digunakan dan tegangan yang diperlukan untuk suplay rangkaian alat elektronika tertentu. Berdasarkan fungsi tersebut, trafo dibedakan menjadi dua macam yakni trafo Step-Up dan trafo Step-Down.

  • Trafo Step-Up
    Trafo step up adalah jenis trafo yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC ke nilai tertentu. Misal listrik PLN memiliki tegangan 220 volt, sedangkan alat elektronika membutuhkan tegangan 240 volt, maka diperlukan sebuah trafo step up untuk menjalankannya. Jumlah lilitan sekunder pada trafo step up ini lebih banyak dibanding dengan lilitan primer. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada jaringan-jaringan pembangkit litrik serta alat-alat elektronika yang memerlukan tegangan tinggi seperti inverter, televisi, dan masih banyak lagi yang lainnya.
  • Trafo Step-DownTrafo step down adalah jenis trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC ke nilai tertentu. Misal listrik PLN memiliki tegangan 220 volt, sedangkan alat elektronika membutuhkan tegangan 110 volt, maka diperlukan sebuah trafo step down untuk menjalankannya. Jumlah lilitan primer pada trafo step up ini lebih banyak dibanding dengan lilitan sekunder. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada alat-alat elektronika yang memerlukan tegangan rendah.
2. Trafo Frekwensi
Pembagian jenis trafo yang kedua ini didasarkan pada seberapa besar frekwensi trafo tersebut bekerja. Jenis trafo frekwensi ini terbagi lagi menjadi tiga macam yakni trafo frekwensi rendah, trafo frekwensi menengah, dan juga trafo frekwensi tinggi. Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing jenis trafo tersebut.
  • Trafo Frekwensi Rendah
    Trafo frekwensi rendah adalah trafo yang bekerja di frekwensi audio yakni antara 20 Hz sampai dengan 20 KHz. Ciri-ciri dari trafo frekwensi rendah ini biasanya menggunakan inti besi lunak. Contoh dari trafo frekwensi rendah ini adalah trafo adaptor dan juga trafo input/output.
  • Trafo Frekwensi MenengahTrafo frekwensi menengah ini juga biasa disebut dengan trafo IF (intermediate freqwency) yakni jenis trafo yang bekerja di frekwensi menengah. Trafo jenis ini banyak digunakan untuk perangkat radio AM/FM yang bekerja di frekwensi 455 kHz/10,7 MHz. Pada trafo ini, lilitan primer dan sekunder diparalel dengan sebuah kapasitor.
  • Trafo Frekwensi TinggiTrafo frekwensi tinggi adalah jenis trafo yang bekerja di frekwensi tinggi dan biasanya digunakan untuk keperluan pembangkit frekwensi atau osilator, lilitan resonansi, serta flyback pada rangkaian televisi tabung. Meskipun tak sepopuler trafo IF, namun trafo ini dianggap sangat penting untuk beberapa keperluan tertentu.
3. Trafo Jenis Output
Selanjutnya ada trafo jenis output yang memiliki bentuk identik dengan jenis trafo lainnya. Pada trafo ini terdapat lilitan coil yang terbuat dari bahan nikelin yang punya fungsi untuk menentukan besar kecilnya arus masuk. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada alat-alat elektronik yang berkaitan dengan suara seperti radio, tape reconder, amplifier, dan lain sebagainya.
4. Trafo Adaptor
Trafo adaptor adalah jenis trafo yang berfungi untuk mengubah arus listrik AC menjadi DC. Trafo jenis ini juga memiliki dua buah lilitan yakni lilitan primer dan sekunder. Lilitan primer pada trafo adaptor ini bertugas untuk menerima arus listrik AC 110 volt hingga 240 volt, sedangkan lilitan sekundernya menghasilkan arus DC sebesar 4 hingga 12 volt.
5. Trafo Switching

Selain empat trafo tadi, ada satu jenis trafo lain yang harus anda ketahui yakni trafo switching. Seperti namanya, trafo jenis ini banyak digunakan pada power supply berteknologi switching. Trafo jenis ini menggunakan sistem pembangkit frekwensi tinggi yang efisiensinya lebih baik dibanding dengan trafo dengan sistem pembangkit frekwensi rendah.



SUMBER
http://belajarelektronika.net/jenis-jenis-transformator/
Kondensator adalah nama lain dari komponen kapasitor. Ya, pengertian kondensator adalah komponen elektronika yang memiliki kemampuan dapat menyimpan energi pada medan listrik. Cara menyimpan energi dalam medan listrik tersebut adalah dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal muatan listrik.
Kata kondensator sendiri pertama kali disebutkan oleh seorang ilmuan berkebangsaan Italia bernama Alessandro Volta pada tahun 1782. Akan tetapi satuan dari kondensator sendiri diambil dari nama seorang ilmuan bernama Micahel Faraday. Ya, satuan kondensator bukanlah volt, melainkan farad.
Kondensator alias kapasitor sendiri merupakan salah satu komponen elektronika yang sangat populer karena digunakan di hampir semua jenis rangkaian elektronika. Sampai saat ini kita mengenal dua jenis kondensator, yakni kondensator yang punya kutub positif dan negatif, serta kondensator yang tidak memiliki kutub.

Fungsi Kondensator

Tentunya sebagian dari anda masih ada yang belum tahu sebenarnya apa fungsi dari komponen kondesator. Fungsi utama dari komponen yang punya lambang (c) ini adalah untuk menyimpan energi listrik dalam medan listrik. Namun saat diaplikasikan dalam rangkaian elektronika, kondensator memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut.
  • Penyaring atau filter dalam sebuah rangkaian
  • Sebagai kopling antara rangkaian satu dengan yang lainnya
  • Pembangkit gelombang atau frekuensi
  • Penghemat daya listrik pada lampu neon
  • Mencegah terjadinya loncatan listrik
  • Pemilih panjang frekwensi radio
  • Dll.
Nah, itulah tadi beberapa beberapa fungsi dari komponen kondensator atau kapasitor ketika berada dalam sebuah rangkaian elektronika. Berikut lanjut kita bahas bagaimana prinsip kerja atau cara kerja yang dilakukan oleh komponen kondensator. Silahkan simak baik-baik info satu ini.
JENIS KONDENSER
Dilihat dari proses perpindahan panasnya ada dua jenis kondensor, yaitu kondensor kontak langsung dan kondensor permukaan.

Kondensor Jet

Adalah jenis kondensor kontak langsung yang banyak digunakan.  Jenis ini banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang siklus kerjanya terbuka. Perpindahan panas pada kondensor jet dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke aliran uap secara langsung.  Air kondensat yang terkumpul di kondensor sebagian digunakan sebagai air pendingin kondensor dan selebihnya dibuang.
Pada bagian dalam ditempatkan beberapa buah pipa dan nosel penyemprot. Air pendingin mengalir melalui pipa dan nosel penyemprot karena perbedaan tekanan dan gaya grafitasi antara penampungan air pendingin (Basin Cooling Tower) dengan kondensor.
Uap yang terkena semprotan air pendingin akan melepaskan panasnya dan selanjutnya diserap oleh air penyemprot. Uap yang telah melepaskan panasnya akan mengembun (terkondensasi) menjadi air bercampur dengan air penyemprot, sehingga kedua fluida tersebut mencapai temperatur akhir yang sama di Hot Well.
Ruangan didalam biasanya dibagi menjadi 2 ruangan/bagian, yaitu ruangan pengembunan uap dan ruangan pendinginan gas. Ruangan pengembunan uap, dan ruangan pendinginan gas dimaksudkan untuk memperkecil volume gas-gas yang tidak mengembun. Hal ini dibuat demikian agar peralatan pelepas gas-gas (ejector/pengisap gas) dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil.
Campuran uap dan gas-gas panas bumi yang tidak terkondensasi keluar dari turbin melalui satu atau beberapa laluan dan masuk ke dalam kondensor pada bagian ruangan horisontal untuk pengkondensasian uap. Sedangkan bagian ruangan silinder vertikal untuk pendinginan gas-gas yang tidak terkondensasi (non-condensable gas).
Untuk mempertahankan kondisi tekanan (vakum), level air di hotwell perlu dipertahankan (dikontrol). Terlalu tingginya air di dalam kondensor akan mengganggu proses penyemprotan, dan terlalu rendah akan meyebabkan terjadinya gangguan pada pompa air pendingin (Condensate Pump). Selain itu vakum dipertahankan dengan mengeluarkan gas-gas dan udara yang tidak terkondensasi.
kondensor (kontak langsung) jet
Gb 1. Jenis (kontak langsung) jet

Kondensor Permukaan

Pada Jenis ini, uap terpisah dari air pendingin, uap berada diluar pipa-pipa sedangkan air pendingin berada didalam pipa. Perpindahan panas dari uap ke air terjadi melalui perantaraan pipa-pipa. kemurnian air pendingin tidak menjadi masalah karena terpisah dari air kondensat.
Dengan penyekatan yang tepat ruang air (water box ) dari air pendingin dapat dibuat satu atau dua aliran melintas sebelum mencapai keluaran. Apabila aliran air pendingin hanya sekali melintas, maka disebut kondensor lintasan tunggal (single pass), sedang apabila air pendingin melintasi dua kali, maka disebut kondensor lintasan ganda (double pass).  Pada cara ini air dalam pipa separoh bawah akan mengalir dari depan kebelakang dan separoh bagian atas dari belakang ke depan.
Kondensor lintasan tunggal
Gb 2. Jenis lintasan tunggal

Kondensor lintasan ganda dan saluran venting
Gb 3. Jenis lintasan ganda dan saluran venting

Panjang saluran dan jumlah pipa-pipa ditentukan oleh beban silinder lintasan ganda yang digunakan sedemikian rupa sesuai kenaikan temperatur air pendingin yang diperbolehkan sehingga air pendingin yang diperlukan jumlahnya lebih kecil.
Jenis kondensor pada turbin dengan satu atau dua silinder tekanan rendah umumnya dipasang secara melintang menggantung dibawah silinder tekanan rendah dan disebut ’underslung tranverse’ (menggantung melintang).  Kondensor yang menggantung tersebut seluruhnya terletak dibawah silinder tekanan rendah dan diikatkan kepada silinder. Tetapi kondensor juga disangga oleh pegas-pegas sehingga silinder tekanan rendah tidak bergeser. Pegas dirancang sedemikian sehingga tidak ada beban yang diteruskan kerumah turbin bila sedang beroperasi.
posisi kondensor dibawah turbin

SUMBER 
https://rakhman.net/power-plants-id/jenis-kondensor/


FUNGSI DAN JENIS RESISTOR 

Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.
Resistor disimbolkan dengan huruf  R. dan mempunyai satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa jerman.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm.

Rumus Resistor 
Simbol Resistor
Simbol Simbol Resistor 
Simbol - Simbol Resistor 
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya : 
  • Sebagai penghambat arus listrik
  • Sebagai pembagi tegangan
  • Sebagai pengaman arus berlebih
  • Sebagai pembagi arus
  • Dll tergantung disain komponenJenis-jenis Resistor

Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi : 

1. Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna sebagai berikut.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
a. Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
 b. Resistor batang karbon (arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.

 
  
c. Resistor keramik atau porselin
Resistor ini terbuat dari  keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.


d. Resistor Film karbon
Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

 

e. Resistor film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

 
 
2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :  

a. Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.


b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim. 

c. PTC (Positif Temperature Control)
PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik. 

 d. NTC (Negative Temperature Control)
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.







 
 
 
 
 
e. LDR (Light Depending Resistor)
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.






   
 
f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan  dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.










A. MENGUKUR / MENGETAHUI NILAI RESISTOR
 1. Metode melihat warna (gelang) pada fisik resistor
         Dalam menentukan nilai hambtan sebuah resistor, cara yang paling gampang dan banyak digunakan adalah dengan melihat dari pada warna gelang yang terdapat pada fisik resistor

Bentuk Fisik - Cincin / Gelang Warna  
 Mungkin pengetahun ini terbilang sudah sering didengar, karena memang menjadi pelajaran dasar pada orang-orang yang bergelut di duni elektronika. Namun untuk pemula atau yang memang memerlukan data, tidak ada salahnyakan untuk diberikan pengetahuan ini. Sebelum membaca nilai hambatan resistor, kita lihat tabel di bawah ini.
Tabel nilai Resistor
Kita mengetahui resistr memliki 4-5 gelang/cincin warna, setelah melihat tabel diatas.. maka kita bisa menghitung dengan menggunakan cara / rumus sebagai berikut :
           I .   Resistor 4 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                           CONTOH :
Resistor 4 gelang 
  cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hijau = 5 (nilai)
  cincin 3 = merah = 100 (faktor kali)
  cincin 4 = emas = 5% (toleransi)

Nilai resistor, 15*100 = 1500 ohm atau  1.5 K ohm
Dengan toleransi +/- 1500*5% = 75 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 1425 - 1575 ohm.



          II .  Reistor 5 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                            CONTOH  : 
Resistor 5 Gelang




  














cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 3 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 4 = cokelat = 10 (faktor kali)
  cincin 5 = cokelat = 1% (toleransi)

Nilai resistor, 100*10 = 1000 ohm atau  1 K ohm
Dengan toleransi +/- 1000*1% = 10 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 990 - 1010 ohm.


 Nah, gimana mudah kan membaca nilai resistor. Nanti kedepannya untuk memperlancar membaca, daftar tabel sebaiknya di ingat. Sehingga waktu dibutuhkan membaca nilai resistor, tidak perlu buka-buka buku atau online lagi...  :)

  2. Menggunakan Alat : Avo Meter
      Jika diatas dilakukan cara manual, maka berikutnya adalah mengukur nilai resistor menggunakan alat bantu AVO METER. hal ini diperlukan, jika memang kita buth cepat dan tidak hafal tabel nilai resistor atau memang ada kondisi tertentu dimana cincin tidak di terlihat jelas warnanya / nilainya.
      Secara prinsip penggunaan AVO Meter ini mudah saja, pada kali ini dijelaskan untuk penggunaan pengukuran resistor.
Sebelumnya pastika Avo Meter sudah terKalibrasi dengan baik (untuk penggunaan AVO meter yang benar Akan diposting di " AVO METER : Mengenal peralatan kerja Elektronika 1 "

- Putar selektor, ke arah ohm meter dan pilih range nya. x1 (untuk pilihan nilai yang ditampilkan pada jarum sesuai dengan angkanya) x10 (hasil yang muncul pada jarum, dikali dengan 10) x1000 (hasil yang muncul pada jarum di kali 1000).
- Sentuhkan kedua terminal (+) dan (-) ke 2 kaki dari resistor.
Contoh :

 Untuk melihat contoh disamping. Range selektro di tempatkan pada ohm x 10.

Sedangkan hasil pembacaan nilai resistor yang tertera ada 22.
karena di set di posisi x 10, maka hasil 22ohm di kali 10. Dana HASILNYA nilai resistor adalah 220 ohm.










  
 
  3. Menggunakan Software : Free SOFTWARE PEMBACA NILAI RESISTOR,
       Untuk penggunaan Software ini, caranya mudah, langsung memasukkan warna - warna yang diinginkan. Maka secara otomatis pada layar akan muncul nilai dari resistor yangs sedang sobat hitung tersebut. (UNTUK PRAKTIK, LANGSUNG DI DOWNLOAD AJA)* file berukuran kecil. 
   
B. TIPS MEMBACA NILAI RESISTOR SECARA CEPAT
     Nah pada bab ini, akan coba saya bagikan trik bagaimana menentukan/mengetahui nilai Resistor secara cepat, yang mungkin didapatkan dari berbagai pengalaman yang ada.
      Untuk Hambatan / Resistor 4 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 3 warnanya emas
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 3 warnanya hitam
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 3 warnanya cokelat
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 3 warnanya merah
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 3 warnanya orange
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 3 warnanya kuning
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 3 warnanya hijau
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 3 warnanya biru

      Untuk Hambatan / Resistor 5 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 4 warnanya perak
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 4 warnanya emas
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 4 warnanya hitam
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 4 warnanya cokelat
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 4 warnanya merah
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 4 warnanya orange
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 4 warnanya kuning
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 4 warnanya hijau       
        9Untuk nilai R kurang dari 1000M ohm gelang ke 4 warnanya biru

C. MENCARI NILAI RESISTOR PENGGANTI 
     Dalam aktivitas / hoby kita merangcang suatu rangkaian elektronik dan hasil hitungan resistansi (nilai hambatan resistor) yang kita dapatkan nilainya tidak ada di pasaran. Maka mau tidak mau kita harus menggantinya dengan kombinasi beberapa resistor sekaligus.
Nah untuk mengetahui bagaimana "Rumus" dalam penggantian, maka dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Resistor Hubungan Seri
Hubungan Seri
Rumus : Rs (Total) = R1+R2+R3+...+Rn.
Pada Hubungan Seri ini, akan didapatkan nilai resistor yang bertambah dari nilai masing-masing resistor. jadi misal kita membutuhkan resistor 3K dan secara kebetulan kita tidak ada stock atau memang di pasaran tidak ada, maka kita dapat menghubungkan secara seri 3 resistor yang masing-masing memiliki nilai 1K.
Selain keperluan diatas, hubungan seri ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai Resistor yang besar dengan kemampuan daya (Rating) yang tetap.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                         Rs = R1+R2+R3
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                              = 10+20+30
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                              = 60 ohm, sedangkan daya tetap 0.5 watt

b) Resistor Hubungan Pararel

Hubungan Pararel 
Rumus : Rp =  1   =  1  +  1  +  1   + .....+ 1 
                     Rp    R1    R2    R3            Rn
Jika pada hubungan Seri (diatas) ditujukan untuk menambah nilai resistansi, maka sebaliknya pada penggunaan hubungan pararel pada Resistor adalah bertujuan untuk memperkecil nilai dari hambatan total.
Dan pada hubungan pararel ini, selain nilai hambatan total yang semakin mengecil, namun dengan kemampuan daya (ratig) yang besar.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                       
 
 
   1   =   1  +  1  +  1  
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                         Rp      R1    R2    R3
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                                  =  1  +  1  +  1                        
                                                                          10    20    30
                                                                         = 6 + 3 + 2  = 11
                                                                                  60          60
                                                          Rp = 60 ohm = 5  5  ohm dan berdaya 1,5 watt
                                                                    11               11

D. KERUSAKAN YANG TERJADI PADA RESISTOR
Sudahlah wajar dan normal, apabila benda - benda didunia ini mengalami kerusakan karena pada dasarnya memang tidak ada yang abadi. Entah karena kesalahan dalam penggunaan atau memang karena fakto usia.

Berikut biasanya kerusakan - kerusakan yang kerap terjadi pada komponen Resistor.
 
Resistor Terbakar 

Resistor Terbakar













Diatas adalah beberapa contoh fisik resistor yang sudah rusak. Umumnya kerusakan terjadi karena daya yang melalui resistor terlalu besar, sehingga menyebabkan resistor menimbulkan efek panas yang berlebihan. tak jarang saat dipegang panas, dan pada kejadian tertentu, sampai ada yang hangus terbakar. Sebagai saran nantinya tentukan daya yang di butuhkan dalam melewati resisto2 resistor tersebut nantinya, dengan memakain 1/2, 1, sampai ada yg 4 watt. Tentunya semakin besar yang digunakan secara bentuk fisik juga semakin besar.

Dampak yang di timbulkan, adalah selain yang pastinya nilai resistansinya berubah (sudah tidak pada nilai hambatan yang di harapkan) juga ada yang short atau bahkan putus sama sekali. Untuk mengenathui dengan pasti, mungkin anda bisa menggunakan AVO Meter untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen apakah dalam keadaan nila yang seharusnya atau tidak bahkan ada kemungkinan terjadi short (hubungan singkat) / tidak ada hambatan sama sekali.
 Cara Menguji Komponen Resistor Masih Baik atau Tidak
 Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1.      Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2.      Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
3.      Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
4.      Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5.      Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.




SUMBER

dafirafa.blogspot.com/2013/11/macam-macam-resistor-dan-fungsinya.html