Pengemulsi Nabati 

pengemulsi nabati



Kenali beberapa manfaat pengemulsi nabati – Walau bagaimanapun minyak dan air adalah dua zat yang tidak akan pernah bersatu, hal ini terjadi dikarenakan kedua nya memiliki polaritas yang berbeda. Dan, dalam hal ini lah bahan pengemulsi berperan sebagai penyatu dari kedua zat  yang bertentangan tersebut. Makanan atau minuman olahan yang terdiri dari lemak atau minyak dan air secara bersamaan maka di dalamnya pasti ada bahan pengemulsi. Sebab jika tidak ditambahkan bahan tersebut maka akan terjadi pemisahan antara keduanya. Bahan pengemulsi inilah yang menyatukan air dengan lemak atau minyak.
Kenali beberapa manfaat pengemulsi nabati – Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Secara umum bahan pengemulsi terdiri dari emulsifier alami dan emulsifier buatan (sintetis). Pengemulsi alami dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam. Misalnya dari biji kedelai, kuning telur dan sebagainya. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan.
Sebenarnya lecithin ini secara alami terdapat juga pada biji-bijian lain serta dalam produk hewani, seperti telur dan otak. Tetapi kandungan lecithin yang mudah dan murah untuk digunakan adalah yang terdapat pada biji kedelai.
Selain berasal dari kedelai, telur dan otak, emulsifier alami juga berasal dari tepung kanji dan susu bubuk. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan tepung sagu sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan. Emulsifier tepung kanji dapat menghasilkan tekstur yang lunak pada zat terdispersi, selain itu juga menghasilkan butiran-butiran yang halus, serta dapat menyatu dengan zat terdispersi.
Susu bubuk merupakan emulsifier yang baik dari segi tekstur, kemantapan emulsi, ukuran dispersi, maupun rasa. Hal ini dikarenakan susu bubuk merupakan emulsifier yang lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) sehingga dapat lebih membantu terjadinya dispersi minyak dalam air dan menyebabkan terjadinya emulsi minyak dalam air.
Adapun bahan pengemulsi buatan atau sintetis ini berasal dari rekayasa manusia untuk menghasilkan jembatan antara minyak dan air. Meskipun disebut sintetis, tetapi tidak sepenuhnya berasal dari bahan sintetis. Hanya proses pembuatannya saja yang dirancang secara buatan manusia, tetapi bahan-bahannya sering berasal dari bahan alami.
Seperti diketahui, lemak atau minyak merupakan trigliserida dengan satu gugus gliserol yang memiliki tiga tangan, yang masing-masing berikatan dengan asam lemak. Asam lemak inilah yang bersifat non polar. Sedangkan gliserol sendiri bersifat polar. Dengan demikian ketika satu atau dua asam lemaknya dilepaskan dari tangan gliserol, maka akan dihasilkan monogliserida atau digliserida yang masing-masing hanya memiliki satu dan dua gugus asam lemak. Asam lemak yang tersisa bisa berikatan dengan lemak, sedangkan tangan gliserol yang kosong bisa berikatan dengan air. Maka jadilah mono dan digliserida yang berfungsi sebagai penghubung antara air dan minyak atau menjadi emulsifier sintetis.
Bahan buatan manusia itu sebenarnya berasal dari lemak yang direkayasa. Sementara sumber lemaknya sendiri bisa bermacam-macam, ada yang berasal dari minyak bumi (sintetis) ada pula yang berasal dari lemak nabati (tumbuhan) maupun hewani. Untuk aplikasi emulsi pada bahan makanan lebih diutamakan penggunaan lemak dari tumbuhan dan hewan, karena yang berasal dari minyak bumi (bentonit, magnesium hidroksida, dan aluminium hidroksida) tidak food grade.
Contoh lain emulsifier buatan yaitu ester dari asam lemak sorbitan yang dikenal sebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan ester dari polioksietilena sorbitan dengaan asam lemak yang di kenal sebagai TWEEN yang dapat membentuk emulsi minyak dari air. Pada kue-kue, penggunaan SPANS membentuk serta memperbaiki tekstur dan volume, sedang TWEEN membantu mengurangi atau mencegah kekeringan, sehingga kue tetap lunak. Jenis emulsifier lain seperti gliseril laktopalmitat, merupakan emulsifier yang banyak di gunakan dalam pembuatan cakes mixes. CMC (carboxyl methyl cellulose) banyak digunakan sebagai stabilizer dalam pembuatan salad dressing.
Nah, sumber lemak inilah yang perlu dikaji dengan baik, khususnya menyangkut halal dan tidaknya. Jika berasal dari lemak tumbuhan, mungkin masih lebih aman. Namun ketika sudah bicara dari lemak hewani, maka tentunya harus dikaji lagi, apakah hewannya halal atau tidak. Khusus untuk hewan halalpun masih harus dilihat, apakah proses penyembelihannya sesuai dengan syariat Islam ataukah tidak. Selain itu proses pemotongan salah satu atau dua asam lemak dari trigliserida tersebut juga menggunakan enzim lipase yang perlu diteliti, apakah berasal dari sumber yang halal ataukah tidak.
Oleh karena itu, ketika kita mengkonsumsi produk-produk emulsi, seperti cokelat, margarin, susu bubuk instan, es krim, dan sebagainya, jangan lupa melihat bahan pengemulsi yang dipakai. Keterangan tersebut biasanya dapat dilihat pada ingredient bahan pada kemasan produk emulsi atau yang halal sudah tercantum logo halal LPPOM MUI.  (sumber : www.pipimm.or.id ).
“Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan tambahan makanan, Pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogeny pada makanan.”
Fungsi pengemulsi atau emulsifier atau surfaktan dalam bahan pangan dapat dikelompokan menjadi 3 golongan utama sebagai berikut :
1) Mengurangi tegangan pada minyak dan air sehingga mendorong terbentuknya emulsi dan keseimbangan antara fase minyak, air, dan pengemulsi. Keseimbangan ini akan memantapkan pengemulsi.
2) Mengubah sifat-sifat tekstur awetan dan sifat-sifat reologi produk pangan, melalui pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan protein.
3) Memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak, dengan mengendalikan polimer lemak.
Pemantap adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk membuat bahan campuran menjadi lebih baik. Bahan pemantap bisa berasal dari bahan nabatu maupun hewani.
Emulsifer sering digunakan dalam pencampuran bahan padat, akan tetapi ada juga yang digunakan dalam campuran bahan cair, misalnya hidrokoloid, gom, dan bahan polimer sintetis.
Contoh pengemulsi yaitu lesitinpada kuning telur, Gom arab dan gliserin. (sumber : googleshinigami.blogspot.co.id )
Itulah beberapa manfaat pengemulsi nabati, terang saja komponen ini sering sekali menjadi bahan pendukung untuk pembuatan suatu produk dan merupakan sebuah komponen yang di butuhkan produk itu sendiri.
Dan, tahukah Anda, komponen ini juga kini terdapat dalam suatu produk yang hadir dengan kualitas TERBAIK? Yaitu Jelly gamat QnC.
Jelly gamat QnC, merupakan produk lokal yang merupakan referensi TERBAIK atasi penyakit baik yang ringan maupun kronis. Hal ini dikarenakan obat herbal ini terolah secara tradisional dari bahan yang tradisional pula, seperti : Teripang emas, pengemulsi nabati, buah dan sayur, sweetener stevia, dan air RO. Dengan fakta tersebut menjadikan obat herbal berkemasan botol ini, aman dikonsumsi dan telah TERDAFTAR DI DEPKES. Dimana, dalam pembuatannya, tidak sama sekali mencampurkan bahan kimia, weeterner stevia , pengemulsi nabati, essen natural, buah dan sayur di pilih untuk menghindari pemakaian obat kimia yang berbahya. Bahan bahan alami ini berfungsi untuk melembutkan, menghilangakan bau amis, membentuk tekstur, dan rasa. Sehingga produk lebih awet dan mudah di konsumsi.


SUMBER : https://jellygamatqnc26.wordpress.com/tag/bahan-pengemulsi-nabati-dan-manfaatnya/

0 komentar:

Posting Komentar